Jawapannya: Dua-dua penting, tapi keutamaan bergantung pada jenis bisnes dan tahap bisnes tu sendiri.
🔹 1. Bisnes Fokus Margin (Untung Tinggi per Unit)
- Sesuai untuk: Produk/servis premium, hartanah, emas, kereta mewah, consulting.
- Kelebihan:
- Tak perlu jual banyak untuk cover kos.
- Lebih mudah kawal kualiti dan servis.
- Positioning lebih eksklusif → pelanggan sanggup bayar lebih.
- Risiko:
- Market lebih kecil (niche).
- Kalau tiada closing, cashflow tersekat.
Contoh: Agen hartanah – satu unit jualan boleh bagi komisen besar, tapi ambil masa nak close deal.
🔹 2. Bisnes Fokus Volume (Jual Banyak, Margin Kecil)
- Sesuai untuk: Produk keperluan harian, F&B, retail, e-commerce murah.
- Kelebihan:
- Pasaran luas → lebih mudah dapat customer.
- Cashflow laju sebab transaksi kerap.
- Boleh guna strategi “repeat purchase”.
- Risiko:
- Perlu kawalan kos ketat.
- Susah maintain kalau modal/operasi lemah.
- Saingan sengit, margin boleh “makan” kalau perang harga.
Contoh: Kedai runcit atau Shopee seller – untung sikit per item tapi bergantung pada kuantiti.
🔹 3. Gabungan Margin + Volume
Bisnes paling stabil biasanya pandai main dua-dua sekali:
- Ada produk “volume” → tarik ramai pelanggan, jadi cashflow masuk.
- Ada produk “margin” → bagi keuntungan sebenar, sustain bisnes.
Contoh strategi mix:
- Restoran: minuman (margin tinggi) + set lunch (volume).
- Agen hartanah: jual rumah mampu milik (volume) + rumah mewah (margin).
âś… Kesimpulan:
- Awal bisnes → volume lebih penting untuk cashflow & bina customer base.
- Bila dah stabil → margin jadi penting untuk kekuatan kewangan & survive lama.
Aspek | Fokus Margin Tinggi | Fokus Volume Tinggi |
---|---|---|
Produk/Servis | Premium, eksklusif, nilai tinggi (contoh: rumah banglo, semi-D mewah) | Produk biasa, mudah akses (contoh: rumah kos sederhana, apartmen) |
Untung per Unit | Besar (sekali jual pun dah cukup tinggi) | Kecil (perlu jual banyak baru nampak hasil) |
Jumlah Jualan | Tak perlu banyak closing, tapi perlukan pelanggan berkualiti | Perlu banyak closing, pasaran lebih luas |
Cashflow | Perlahan, tunggu deal besar close | Laju sebab transaksi kerap |
Pelanggan | Lebih cerewet, high expectation | Ramai, tapi lebih “price sensitive” |
Risiko | Kalau tak close, income kosong bulan tu | Margin kecil → mudah kalah kalau perang harga |
Contoh Strategi REN | Fokus rumah landed mewah di Shah Alam, Damansara (komisen besar) | Fokus rumah mampu milik/apartment di Puncak Alam, Rawang (senang close banyak unit) |
Kamaruzaman Omar
“Kamaruzaman Omar REN14067 – Perunding Hartanah Berdaftar dengan Protasa Properties cover di Sungai Buloh, Puncak Alam & Shah Alam”